Jumat, 03 September 2010

BIOGRAPHY QUEEN BAND

Itu secuplik lagu legendaries Queen yang berjudul “Boheyman Rhapsody”. Pecinta rock tahun 1970-1990-an mana yang tak kenal lagu itu? begitu pula hit lainnya macam “I Want To Break Free” “We Will Rock You” atau “We Are The Champion” lagu yang terakhir kerap dinyanyikan para suporter sepakbola yang klubnya menjuarai turnamen atau kompetisi.
 Jelas tidak ada yang meragukan kelegendarisan band yang dibentuk tahun 1970-an dengan formasi Freddie Mercury (Vokal), Brian May (Gitar), John Deacon (Bass) dan Roger Taylor (Drum). Bahkan menurut The Guinnes Book Of Record, album-album Queen bertahan selama 1.332 minggu atau 27 tahun pada tangga lagu di inggris. Bahkan legenda semacam The Beatles dan Elvis Presley pun tak bisa menandinginya. Bahkan pada tahun 2005, dengan nama Queen+Paul Rodgers (personel lama tinggal Brian May dan Roger Taylor), album Queen masih menduduki tangga lagu di inggris pada waktu yang lama. Tapi dengan semua prestasi itu Queen juga merupakan salah satu legenda music yang tak sekalipun mengangkat topi Grammy Awards.

Queen Biography
Tahun 1973, dua tahun setelah band itu terbentuk, Queen baru membuat album dalam naungan label EMI. Album perdana bertajuk Queen, disusul setahun berikutnya album Queen II. Keduanya sama-sama menangguk sukses. Hanya saja, sukses terbesar secara internasional baru ketika mereka merilis album Sheer Heart Attack (1974) dan Night At The Opera(1975). Selanjutnya kesuksesan demi kesuksesan mereka tengguk. Tercatat mereka merilis 15 album studio, 5 album live dan banyak album kompilasi.
Meskipun tak pernah bubar, sejak kematian Mercury (1991) dan pengunuran diri Deacon(1997), dua personel tersisa hanya sesekali tampil dalam acara yang menghadirkan banyak band. Baru seteah menggandeng Paul Rodgers dengan nama Band Queen+Paul Rodgers(2004-2009),mereka kembali sering tampil, itu membuktikan bahwa queen tak pernah mati sebagai band.
Apa yang menyebabkan Queen melegenda? Beberapa pengamat music mengatakan itu karena mereka memainkan komposisi music yang beraras pada beragam genre yang sebelumnya. Sebut saja Heavy Metal, Hard Rock, Pop Rock, Disko Dansa, Progresive Rock, Blues Rock, Rock Psikodelik. liriknya pun menyuratkan keberagaman genre dari Rock, Country, Ragtime, Opera, Gospel, Vaudeville hingga Folk. Yang paling fenomenal dari karya mereka adalah pelibatan penonton ke dalam lagu mereka. Itu hal tersebut belum pernah dilakukan kelompok band lain contohnya lagu “We Will Rock You” dan”We Are The Champions”.

Kematian Tragis Mercury




queen
Selama tahun 1988, kemunculan Mercury yang jarang memunculkan rumor bahwa penyanyi Queen itu mengidap AIDS. Dalam berbagai kesempatan, yang bersangkutan menyangkal bahwa dirinya hanya terlalu “kelelahan” dan sibuk untuk meladeni wawancara. Di sela-sela rumor itu Queen tetap produktif mengeluarkan album The Miracles dan Inuendo yang telah direkam pada tahun 1990 tapi baru dirilis setahun berikutnya karena terhambat oleh kesehatan Mercury. Meski kesehatannya terus memburuk Mercury masih dan berkontribusi saat bandnya mengeluarkan kompilasi hit berjudul Greatest Hits II pada oktober 1991.
Namun pada 23 November 1991 Mercury meninggal yang dilaporkan karena AIDS. Tapi 24 jam berikutnya ada sedikit ralat bahwa ia meninggal karena pneumonia bronchial yang disebabkan AIDS. Upacara pemakamannya bersifat pribadi dalam tata cara agama Zoroaster yang dianut keluarganya. Yang jelas dari empat dari empat personel Queen Freddy Mercury memang paling menonjol, disusul popularitas Brian May yang terutama setelah kematian kawannya itu. Kematian itu tentu saja sangat berpengaruh pada Queen meskipun mereka tetap produktif hingga Deacon sang Drumer mundur pada tahun 1997.
Yang tak bisa dipungkiri, aksi Mercury di panggung tak pernah lepas dari ingatan fans Queen. Simpati terus mengalir kepadanya, juga banyak dari musikus lain. Dengar saja omongan Brian May mengenai Mercury : “..sepanjang waktu kamu mengenal Mercury sebagai sosok besar dan mumpuni, kami selalu mengaguminya” Bahkan, May pernah membuat single yang konon ditujukan untuk dirinya yang berjudul “Too Much Love Will Kill You

Old Queen
Momen paling spektakuler adalah konser yang didedikasikan untuknya pada 20 April 1992 yang bertajuk The Freddy Mercury Tribute Concert yang diadakan di stadion Wembley, London. Lihat saja yang tampil saat itu Def Lepard, Lisa Stansfield, Elton John, David Bowie, Robert Plan, Tony Iommi, Annie Lennox, Guns n Roses, Extreme, Roger Daltrey, George Michael, Ian Hunter, Mick Ronson, Zucchero, Metallica, Lisa Minnelli, Elizabeth Taylor, dan Spinal Tap, dan tentu saja tiga personel Queen yang tersisa.
Itu bukan saja konser dedikasi luar biasa kepada seseorang yang telah meninggal, catat saja konser yang ditayangkan televisi itu ditonton sekitar 1,2 miliar orang. Pantas saja The Guinnes Book Of Record mencatatnya sebagai “konser paling menguntungkan dari para bintang Rock”. 20 juta poundsterling terkumpul yang selanjutnya didonasikan untuk penderita AIDS

OPERA VAN JAVA



Tayang Sejam, Syuting Berjam-jam  Bermula dari tayang seminggu sekali, lalu meningkat seminggu dua kali, kini program komedi Opera Van Java (OVJ) muncul lima kali dalam sepekan. Itu menandakan acara milik Trans7 tersebut makin digemari pemirsa. Seperti apa pembuatan tayangan yang mengandalkan kepiawaian melucu Parto, Sule, Azis Gagap, Nunung, juga Andre Taulany itu?  ---  YANG suka nonton OVJ pasti kenal dengan pantun ini. "Di sana gunung, di sini gunung, di tengahnya Pulau Jawa. Wayangnya bingung, lha dalah dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa. Ketemu lagi di Opera Van Java. Yaa... Eeee...!"  Pantun khas tersebut selalu diucapkan oleh Ki Dalang Parto ketika mengawali pertunjukan. Setelah itu, keluarlah suara merdu sinden cantik yang membawakan lagu-lagu masa kini diiringi musik gendang dan gamelan.  Kamis lalu (8/4), Jawa Pos bertandang ke Studio Guet di daerah Pancoran. Di studio tersebut, tayangan OVJ dibuat. Mengenakan beskap berwarna biru, Parto memulai pertunjukan seperti wayang orang Jawa tersebut. Waktu itu mereka memainkan cerita berjudul Kawin Kontrak. Ketika pengambilan gambar, di dalam studio banyak penonton yang sengaja datang untuk melihat secara langsung.  Syuting OVJ dilakukan seminggu tiga kali, Selasa sampai Kamis. Mulai siang sampai tengah malam. Setiap kali syuting, mereka memproduksi tiga cerita. Kamis itu, menurut jadwal, syuting dimulai pukul 12.00 WIB. Tapi, sampai waktu yang ditentukan, syuting belum dimulai. Pendukung acara belum datang semua. "Itu kan syuting terakhir. Jadi, wajar kalau sedikit telat. Soalnya, syuting kemarin (Rabu, 7/4) sampai malam," tutur salah seorang kru.  Sambil menunggu, Jawa Pos melihat ruang brifing dan kostum. Ternyata, para artis dan kru berebut jam tangan plastik. Ada Andre, Sule, Azis, dan beberapa kru. Rupanya, salah seorang kru membawa satu tas jam tangan plastik berbentuk robot untuk dijual. "Ya begini ini keadaannya. Nggak artis, nggak kru, sama saja kacaunya," ucap Bremoro Kunto, asisten produser OVJ.  Syuting hari itu molor, sekitar pukul 15.00 WIB baru dimulai. Beberapa menit sebelum syuting, para artis membaca naskah cerita yang akan mereka mainkan. Bukan skenario utuh, hanya garis besarnya. Menurut Sule, mereka hanya perlu baca sebentar naskah tersebut, setelah itu semuanya mengalir begitu saja. "Baca naskah ya pas begini ini. Baca sebentar, saya jadi apa di sini. Misal, saya jadi pemuda. Ya pemuda yang lagi ngapain. Soalnya, nanti ada Mas Parto yang jadi dalang. Jadi, dia lebih tahu ceritanya," katanya.  Di OVJ, para pemain memang dibebaskan berimprovisasi. "Misalnya, awalnya jadi tukang dagang, setelah itu jadi tukang lain. Bebas. Yang penting tahu benang merahnya. Jadi, bisa tek tok dengan dalang. Kalau dalang nyuruh, kami sudah hafal," ucap Sule.  Karena diberi kebebasan itu, Parto, Sule, Azis, Andre, maupun Nunung sering ngelantur ke mana-mana. Bremoro mengatakan, salah satu kekuatan OVJ memang itu. Kebebasan. "Sudah biasa deh, durasi tayang satu jam, syuting sampai berjam-jam. Jalan ceritanya sampai ke mana-mana. Lawakan mereka juga sudah nggak keruan. Nggak masalah sih. Memang kami membiarkan mereka. Terserah deh mau ngapain. Mau berapa lama di atas panggung juga terserah. Yang penting, kami kasih tahu. Woi, sudah sepuluh menit. Woi, sudah 20 menit. Gitu saja," tutur Bremoro.  Justru lanturan para pelawak itu menguntungkan kru. Sebab, saat pengeditan, ada lebih banyak pilihan. Makin lama dibiarkan, tingkah lima sekawan tersebut makin aneh-aneh. "Kami yang ngedit kan jadi enak. Oh, yang ini lucu, ini juga, jadikan satu," lanjut dia.  Bremoro menjelaskan, para komedian tersebut memang memiliki talenta alami dalam melawak.  "Mereka, mau di panggung ataupun keseharian, sama saja. Kalau saya bilang, mereka bukan kategori orang lucu lagi, melainkan orang stres," papar dia lantas terbahak. Melihat para komedian tersebut mengobrol pun, terang dia, bisa mengundang tawa. Sebab, mereka sering membicarakan hal yang tidak penting, tapi membahasnya dengan serius. "Pokoknya, dari sononya memang sudah lucu orang-orang itu," lanjutnya.  Mereka juga punya keunikan sendiri-sendiri di lokasi syuting. Jika dibandingkan dengan yang lain, Parto terkesan lebih anteng. Tapi, celotehan dia paling sering membuat orang tertawa. Sementara itu, Sule adalah personel OVJ yang paling lincah dan energik. "Kalau Azis, gimana ya? Dia absurd banget. Paling aneh lah. Tiba-tiba ramai, bentar kemudian dia menyendiri di pojok," imbuh Bremoro lantas tertawa. Sedangkan Andre dikenal sebagai orang yang sangat ceria. Sepertinya, tak pernah ada beban pada hidupnya. Tapi, Andre sering terlambat datang ke lokasi syuting. "Dia paling ceria, tapi juga paling suka telat," tegasnya. (batampos.co.id) Label: film, hiburan, profil, Selebritis


Tayang Sejam, Syuting Berjam-jam  Bermula dari tayang seminggu sekali, lalu meningkat seminggu dua kali, kini program komedi Opera Van Java (OVJ) muncul lima kali dalam sepekan. Itu menandakan acara milik Trans7 tersebut makin digemari pemirsa. Seperti apa pembuatan tayangan yang mengandalkan kepiawaian melucu Parto, Sule, Azis Gagap, Nunung, juga Andre Taulany itu?  ---  YANG suka nonton OVJ pasti kenal dengan pantun ini. "Di sana gunung, di sini gunung, di tengahnya Pulau Jawa. Wayangnya bingung, lha dalah dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa. Ketemu lagi di Opera Van Java. Yaa... Eeee...!"  Pantun khas tersebut selalu diucapkan oleh Ki Dalang Parto ketika mengawali pertunjukan. Setelah itu, keluarlah suara merdu sinden cantik yang membawakan lagu-lagu masa kini diiringi musik gendang dan gamelan.  Kamis lalu (8/4), Jawa Pos bertandang ke Studio Guet di daerah Pancoran. Di studio tersebut, tayangan OVJ dibuat. Mengenakan beskap berwarna biru, Parto memulai pertunjukan seperti wayang orang Jawa tersebut. Waktu itu mereka memainkan cerita berjudul Kawin Kontrak. Ketika pengambilan gambar, di dalam studio banyak penonton yang sengaja datang untuk melihat secara langsung.  Syuting OVJ dilakukan seminggu tiga kali, Selasa sampai Kamis. Mulai siang sampai tengah malam. Setiap kali syuting, mereka memproduksi tiga cerita. Kamis itu, menurut jadwal, syuting dimulai pukul 12.00 WIB. Tapi, sampai waktu yang ditentukan, syuting belum dimulai. Pendukung acara belum datang semua. "Itu kan syuting terakhir. Jadi, wajar kalau sedikit telat. Soalnya, syuting kemarin (Rabu, 7/4) sampai malam," tutur salah seorang kru.  Sambil menunggu, Jawa Pos melihat ruang brifing dan kostum. Ternyata, para artis dan kru berebut jam tangan plastik. Ada Andre, Sule, Azis, dan beberapa kru. Rupanya, salah seorang kru membawa satu tas jam tangan plastik berbentuk robot untuk dijual. "Ya begini ini keadaannya. Nggak artis, nggak kru, sama saja kacaunya," ucap Bremoro Kunto, asisten produser OVJ.  Syuting hari itu molor, sekitar pukul 15.00 WIB baru dimulai. Beberapa menit sebelum syuting, para artis membaca naskah cerita yang akan mereka mainkan. Bukan skenario utuh, hanya garis besarnya. Menurut Sule, mereka hanya perlu baca sebentar naskah tersebut, setelah itu semuanya mengalir begitu saja. "Baca naskah ya pas begini ini. Baca sebentar, saya jadi apa di sini. Misal, saya jadi pemuda. Ya pemuda yang lagi ngapain. Soalnya, nanti ada Mas Parto yang jadi dalang. Jadi, dia lebih tahu ceritanya," katanya.  Di OVJ, para pemain memang dibebaskan berimprovisasi. "Misalnya, awalnya jadi tukang dagang, setelah itu jadi tukang lain. Bebas. Yang penting tahu benang merahnya. Jadi, bisa tek tok dengan dalang. Kalau dalang nyuruh, kami sudah hafal," ucap Sule.  Karena diberi kebebasan itu, Parto, Sule, Azis, Andre, maupun Nunung sering ngelantur ke mana-mana. Bremoro mengatakan, salah satu kekuatan OVJ memang itu. Kebebasan. "Sudah biasa deh, durasi tayang satu jam, syuting sampai berjam-jam. Jalan ceritanya sampai ke mana-mana. Lawakan mereka juga sudah nggak keruan. Nggak masalah sih. Memang kami membiarkan mereka. Terserah deh mau ngapain. Mau berapa lama di atas panggung juga terserah. Yang penting, kami kasih tahu. Woi, sudah sepuluh menit. Woi, sudah 20 menit. Gitu saja," tutur Bremoro.  Justru lanturan para pelawak itu menguntungkan kru. Sebab, saat pengeditan, ada lebih banyak pilihan. Makin lama dibiarkan, tingkah lima sekawan tersebut makin aneh-aneh. "Kami yang ngedit kan jadi enak. Oh, yang ini lucu, ini juga, jadikan satu," lanjut dia.  Bremoro menjelaskan, para komedian tersebut memang memiliki talenta alami dalam melawak.  "Mereka, mau di panggung ataupun keseharian, sama saja. Kalau saya bilang, mereka bukan kategori orang lucu lagi, melainkan orang stres," papar dia lantas terbahak. Melihat para komedian tersebut mengobrol pun, terang dia, bisa mengundang tawa. Sebab, mereka sering membicarakan hal yang tidak penting, tapi membahasnya dengan serius. "Pokoknya, dari sononya memang sudah lucu orang-orang itu," lanjutnya.  Mereka juga punya keunikan sendiri-sendiri di lokasi syuting. Jika dibandingkan dengan yang lain, Parto terkesan lebih anteng. Tapi, celotehan dia paling sering membuat orang tertawa. Sementara itu, Sule adalah personel OVJ yang paling lincah dan energik. "Kalau Azis, gimana ya? Dia absurd banget. Paling aneh lah. Tiba-tiba ramai, bentar kemudian dia menyendiri di pojok," imbuh Bremoro lantas tertawa. Sedangkan Andre dikenal sebagai orang yang sangat ceria. Sepertinya, tak pernah ada beban pada hidupnya. Tapi, Andre sering terlambat datang ke lokasi syuting. "Dia paling ceria, tapi juga paling suka telat," tegasnya. (batampos.co.id) Label: film, hiburan, profil, Selebritis

Rabu, 01 September 2010

Nama Lengkap : Entis Sutisna
Nama Panggilan : Sule
TTL : -
Profesi : komedian
Pendidikan Terakhir : SMKI, STSI Bandung
Hobi : Melawak, Menyanyi
Kemampuan : Menguasai berbagai alat musik tradisional
Acara Komedi :
  • Opera Van Java
  • Awas Ada Sulee
  • Big Show
BIOGRAPHY SULE OVJ

Entis Sutisna atau sering dipanggil dengan sule merupakan artis indonesia yang berprofesi sebagai komedian indonesia. Lewat kemenangannya di ajang pencari bakat komedian di TPI, melalui Grup lawak SOS lah akhirnya karir Sule Melambung. Sule pun berperan di berbagai acara komedian, seperti OVJ dan Awass ada sule.

ACARA KOMEDI

Acara Komedi :
  • Opera Van Java
  • Awas Ada Sulee
  • Big Show

Tag: mau tahu profil lengkap Sule OVJ, biodata lengkap Sule OVJ, biodata Sule OVJ, foto baru Sule OVJ, foto sexy Sule OVJ, Sule OVJ, profil lengkap Sule OVJ, profilnya Sule OVJ, biodata lengkap Sule OVJ, gallery foto Sule OVJ, foto terbaru Sule OVJ, foto lengkap Sule OVJ, Sule OVJ biodata, semua tentang Sule OVJ, nama lengkap Sule OVJ, biodata dan foto lengkap Sule OVJ, gallery foto Sule OVJ, Sule OVJ biodata, Sule OVJ profile, sinetron Sule OVJ, .. temukan hanya di www.profilseleb.blogspot.com

BONDAN & FADE 2BLACK - YA SUDAHLAH

A E
ketika mimpimu yang begitu indah
Bm F#m
tak pernah terwujud ya sudahlah
A E
saat kau berlari mengejar anganmu
Bm F#m E
dan tak pernah sampai ya sudahlah

[chorus]
A E
apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

A
satu dari sekian kemungkinan
E
kau jatuh tanpa ada harapan
Bm
saat itu raga kupersembahkan
F#m
bersama jiwa cita-cita dan harapan

A
kita sambung satu persatu sebab akibat
E
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
Bm
menuntun ke arah mata angin bahagia
F#m
kau dan aku tahu jalan selalu ada

A
juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
E
bagai deras ombak yang menabrak karang
Bm
namun ku tahu ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
F#m E
hadapi bersamaku hingga akhir datang

A E
saat kau berharap keramahan cinta
Bm F#m
tak pernah kau dapat ya sudahlah yeah
A E
dengar ku bernyanyi lalalalala heyeyeyeyeyayaya
Bm F#m E
dedum dedudedadedudidam semua ini belum beakhir

[chorus]
A E
apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

D
satu kan langkah langkah yang beriring
E
genggam hati rangkul emosi
F#m C#m
genggamlah hatiku satukan langkah kita
D
sama rasa tanpa pamrih
E
ini cinta across the sea
F#m C#m
peluklah diriku terbang bersamaku
D E
melayang jauhh.. woo..woo.. yeeahhh.. (come fly with me, baby)


A
ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
E
sosok ini yg menerima kelemahan hati
Bm
yea..aku cinta kau.. ini cinta kita
F#m
cukup satu waktu yes untuk satu cinta

A
satu cinta ini akan tuntun jalanku
E
rapatkan jiwamu yo tenang disisiku
Bm
rebahkan rasamu untuk yg ditunggu
F#m E
bahagia hingga ujung waktu

[chorus]
A E
apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

A E
apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

A E
apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E A
cause everythings gonna be ok